Senin, 26 Juli 2010

MISTERI KOLOR HIJAU

Kembali terulang peritiwa kejahatan yang sangat fenomenal. Kejahatan ini benar-benar tak bermoral. Pelaku memperkosa korbannya disaat sedang tidur. Dia tak perduli ada siapa disebelahnya, anaknya kek atau suaminya pokoknya disikat. Kolor hijau memang sangat lihai dan licin. Sebab ia menggunakan kekuatan ilmu hitam yang sulit dilacak oleh warga yang memburunya.


Kolor hijau hingga kini masih misteri. Siapa pelaku dibalik nama kolor hijau. Berhasilkah pihak aparat hukum menangkapnya? Kita tunggu perkembangannya.


Berikut ini hasil perbincangan reporter Penampakan dengan seorang praktisi supranatural, Masto warga Bogor yang pernah tampil di Dunia Lain pada sebuah stasiun TV swasta di Jakarta, yang memaparkan tentang sebuah misteri berikut dalang dibalik nama kolor hijau.


Kolor Hijau diyankini bukan makhluk halus, hantu atau sejenisnya, tetapi manusia yang sengaja mengambil ilmu kesaktian. Menurut Masto, kolor hijau semula adalah manusia yang niatnya mau nyugih atau mencari kekayaan dengan bantuan siluman. Tetapi oleh siluman itu ia ditawari kesaktian, yang tujuannya melengkapi kemudahan dalam memperoleh kekayaan. Syaratnya pun semakin jauh dari rasional manusia. Lantaran hati serta pikirannya sudah dibutakan oleh nafsu harta, nafsu sex pun diterimanya.


Siluman mana sih itu? Hasil penerawangan Masto menunjukkan habitat siluman ini, biasa tinggal di rumpun-rumpun bambu sekitar kali yang dangkal dan berlumpur. Suasananya sangat sunyi, jauh dari keramaian. Di Jawa sering disebut siluman Jewawut. Yang bentuk penampakannya hitam besar berlumpur, tinggi 1.5 sampai 2 meteran, badannya bau busuk penuh bulu, hidung dan mata besar, rambutnya awut-awutan. Siluman ini hampir serumpun dengan gondoruwo yang berambut lebih pendek. Mereka sama-sama hoby ngesex. Hanya bedanya gondoruwo pandai menyamar untuk mendapatkan sex, tanpa harus memakai raga orang.


Siluman jewawut ini bukan jenis yang dapat dipegang janjinya. Biasanya jika siluman ini sudah puas menikmati sex gratis lewat raga kolor hijau, ia akan ditinggal begitu saja. Jadi pemilik raga ini hanya dimanfaatin sang siluman. Sedangkan kekayaan yang dijanjikan takkan pernah kunjung datang. Sialnya lagi, si pemilik raga sebelum kesampaian jumlah syaratnya sudah keburu ketangkep. Ia bukannya tidak sakti atau tidak bisa menghilang. Tetapi memang sengaja ditinggal oleh siluman itu. Lalu dengan alasan melanggar pantangan siluman itu memberi kabar. Kalau sudah begitu tinggal malunya aja dan menyesali diri.


Diperkirakan kolor hijau sudah memperkosa lebih dari 6 orang. Sayangnya banyak korban kolor hijau yang takut melapor. Mereka rata-rata terluka bekas cakaran bukan sayatan. Dan kemaluannya akan bengkak selama dua hari berwarna hijau kebiru-biruan. Kalau tidak dicuci bersih dengan air hangat bisa infeksi, karena meninggalkan kuman penyakit.


Kolor hijau ini bisa masuk kemana saja dengan sesuka hati. Tetapi, paling tidak suka dengan aroma bawang putih dan aroma garam. Untuk mencegah pemerkosaan kolor hijau, taburi garam di sekeliling tempat tidur dan beberapa potong bawang putih di sudut-sudutnya.


Saat ini orang yang bersekutu dengan siluman jewawut mencapai 19 orang, tetapi mereka tidak percaya diri dan banyak yang mengundurkan diri, alias tidak jadi melaksanakan syaratnya. Sekarang baru ada satu orang yang berani membuktikannya. Sedangkan satu orang lagi dengan perawakan kerempeng masih coba-coba. Dan kolornya tidak mesti hijau.


Kolor hijau sebenarnya juga bisa mencuri, hanya jumlah dan besarnya barang tertentu saja. Karena hasil curian yang bisa dibawa cukup yang tertampung dalam kolor. Lebih dari itu, manggul radio misalnya. Radionya tidak bisa dibawa menghilang.


Saran Masto buat si kolor hijau, “sudahlah tidak usah diteruskan usaha yang begituan, banyak pekerjaan halal yang bisa dilakukan. Daripada jadi budak nafsu siluman, dapatnya cuma siksa kurungan dan siksa kubur, dan sudah pasti calon penghuni neraka di akhirat.”


Barangkali, akhir dari perbincangan dan penerawangan Masto tersebut dapat memberikan hikmah dan perubahan untuk kebaikan kita semua. Amin.**

DI SUNAT JIN BENGKONG


Dua kalinya Jin Bengkong gegerkan kota Bogor. Pertama, sekitar bulan November 2003, anak seorang warga Bondongan, kota Bogor disunat Jin. Kejadian itu benar-benar membuat warga sekitar gempar. Kemudian awal Februari 2004, peristiwa anak disunati Jin Bengkong kembali terulang. Kali ini terjadi di Kompleks Perumahan Tulusrejo, Kelurahan Muarasari, Kecamatan Bogor Selatan. Peristiwa aneh ini menimpa pasangan keluarga Sumanta – Yarsih yang bertempat tinggal di RT 04/03 nomor 43. Putra bungsu mereka, Ibnu Fitra (6), telah disunati oleh seorang kakek misterius. Diduga kakek tersebut penjelmaan dari mahluk halus, yang kemudian memotong kemaluan Ibnu tanpa menggunakan alat tajam.
Menurut cerita Sumanta, bapak Ibnu, peristiwa itu terjadi Sabtu (1/2) sore, sekitar pukul 15.30 wib. Ketika itu, Ibnu sedang main sepeda bersama dua orang temannya, Dani dan Diky, di sekitar Masjid. Saat ketiganya tengah asyik menggoes sepeda, sambil sesekali bercanda satu sama lainnya. Tiba-tiba muncul seorang kakek yang berpakaian serba putih, entah dari mana datangnya.
Ketiga anak tersebut sama sekali tidak menghiraukan kehadiran sang kakek yang menghampirinya. Namun, mereka begitu tersentak demi melihat si kakek memegangi paha Ibnu. Tiba-tiba, Ibnu menjerit kesakitan. Tetapi si kakek misterius langsung pergi begitu saja, tanpa bicara apa-apa.
Dani dan Diky, kemudian mengikuti kakek misterius dari belakang. Anehnya, kakek itu hilang bagai ditelan bumi. ”Kedua anak itu mengaku si kakek masuk ke dalam kuburan panjang. Padahal, dikawasan ini tidak ada pekuburan seperti itu.” tutur Sumanta.
Sumanta, dirinya baru mengetahui anak keenamnya telah disunat, setelah anaknya pulang saat ba`da maghrib. Ibnu mengeluh ada rasa sakit dikemaluannya. “Waktu celananya dibuka, saya langsung terhentak kaget. Soalnya kemaluan anak saya sudah dipotong. Tetapi sama sekali tidak ada bercak darah dikemaluannya. Hanya ada dua bekas cakaran di paha kanan anak saya,” terang Sumanta.
Khawatir terjadi hal yang tak diinginkan menimpa Ibnu, malam itu juga datang ustad Zaenudin memeriksa. Sumanta juga memanggil dokter kerumahnya. Keduanya menyatakan Ibnu sudah tidak perlu lagi disunat karena kuncupnya sudah habis dipotong. Lebih lanjut dokter mengatakan, kemaluan Ibnu dalam keadaan seteril. Dan hanya menutup luka dikemaluan Ibnu dengan perban. Menariknya, kemaluan Ibnu cepat sekali sembuhnya dan rasa sakitnya sirna begitu saja. Malah, luka yang sebelumnya sempat diperban oleh dokter, tampak mengering. Dengan melihat kondisi fisiknya, Ibnu bisa dikatakan sembuh total. Bahkan keesokan harinya, Ibnu sudah bisa lari-lari dan bersepeda bersama Dani dan Diky.
Sebelum peristiwa ini terjadi, masih kata Sumanta, Ibnu sering meminta untuk disunat. Hanya saja, karena keuangan keluarga belum mencukupi, Ibnu hanya menerima janji-janji orang tuanya. Mungkin, karena keingin Ibnu tersebut tanpa disangka telah menjadi do’a, lalu didengar Jin bengkong, dengan izin yang Kuasa dikabulkannyalah permintaan Ibnu tersebut. Percaya nggak percaya ini benar terjadi pada keluarga Sumanta di Bogor.**

Rabu, 21 Juli 2010

BUNGKUSAN DARI ALAM GHAIB


Konon pada masa penjajahan Jepang keluarga Usin terkenal sangat kaya di Kampung Padabeunghar, kota Bogor. Hanya saja Usin harus hidup menduda setelah di tinggal mati istrinya beberapa tahun yang lalu. Kini Usin hidup bersama purta putrinya, Suhadi dan Sawiyah. Pada masa itu, Jepang seringkali melakukan perampasan harta benda dan hasil bumi milik rakyat. Karena itu, Usin menyembunyikan harta miliknya ditempat yang dianggap aman. Ia membungkus uang, gelang dan kalung emas dalam peti berukuran 30 X 10 cm, yang dibalut kain hitam. Selanjutnya disimpan di atap rumah. Sejak itu, harta peninggalan Usin selamat dari tangan penjarah Jepang. Namun, anehnya harta Usin bagaikan raib dari tempatnya. Padahal Usin sendiri tidak pernah mengambilnya. Dan hanya ia sendiri yang tahu rahasia harta simpanannya. Suhadi dan Sawiyah waktu itu masih kanak-kanak, mereka mendapat wasiat saat Usin telah menjelang ajal.

Sekitar tahun 1975 beberapa kali Suhadi dan Sawiyah melakukan pencarian harta ayahnya, tetapi entah raib kemana harta itu tidak jua diketemukan. Pencarian sampai saat ini masih terus dilakukan oleh keturunan mereka. Belakangan, baru diketahui bahwa harta itu masih ada, buktinya sudah dua kali harta Usin muncul. Sayangnya keburu hilang secara misterius. Sekarang ini, rumah peninggalan almarhum kakek Usin ditempati Aminah (59), kakak perempuan Hamid.

Hamid (56), putra bungsu Sawiyah, pernah mendatangkan seorang paranormal asal Jembatan Item Ciluar. Dari hasil deteksi Ust Ahmad, paranormal ahli penarikan benda-benda gaib ini menunjukkan keberadaan bungkusan hitam tersebut di atap rumah. Menurut penglihatan supranaturalnya bungkusan itu berisi gelang, kalung emas, uang logam dan dua buah pusaka berbentuk pisau.

Lebih lanjut Ust Ahmad menjelaskan bahwa bingkisan hitam itu bisa ditarik asalkan syaratnya lengkap. Ia minta disediakan Apel Jin dan minyak Hajar Aswad asli dari Bagdad. Katanya, untuk menundukkan jin-jin penunggunya. Tentu saja sangat sulit mencari bahan tersebut, belum lagi harganya pasti mahal. Apalagi untuk ukuran kantong Hamid yang hanya seorang pedagang kecil. Akhirnya penarikan tidak dapat dilanjutkan.

Inan (65), tetangga Aminah, juga membenarkan adanya harta itu yang dijaga beberapa Jin. Bahkan ia pernah didatangi tiga orang laki-laki berkepala botak, berkaki pincang dan satunya buta. Selain itu, ada juga perempuannya, sudah nenek-nenek. “Merekalah jin penjaga harta itu.” Jelas Inan serius.

Lain yang dialami Ocah (24), cucu Sawiyah dari anak ke empat, saat ia berdo’a dengan khusuk usai shalat Ashar, tiba-tiba sebuah bungkusan hitam jatuh dihadapannya. Ocah kaget setengah mati. Ia lari terbirit-birit ke luar rumah, masih mengenakan mukena shalatnya yang belum sempat ia lepas. Melihat Ocah lari ketakutan, beberapa saudaranya yang kebetulan di rumah segera menenangkannya. Dan yang lainnya, segera memeriksa tempat shalat Ocah. Tetapi tidak ditemukan apa-apa seperti yang diceritakan Ocah.

Kejadian serupa juga dialami Midah (20), anak perempuan Hamid. Sekitar bulan November 2001 pukul 23.30 malam, ia sedang membaca majalah di kamarnya. Tiba-tiba sebuah bungkusan hitam jatuh menimpa. Karuan saja Midah menjerit histeris. Peristiwanya begitu cepat, hingga tak terasa Midah yang semula sedang tidur-tiduran, tahu-tahu sudah berdiri tegak, sambil berteriak nyaring. Dengan wajah pucat, mata berkaca-kaca, dan tubuh masih gemetaran ia tak mampu lagi berkata apa-apa. Baru, setelah diberi air segelas oleh ayahnya, ia mulai menuturkan kejadian yang baru saja menimpanya.

Menurut Midah, “mula-mula ada suara Tokek berbunyi di atap kamar. Saya sama sekali tidak menghiraukannya, soalnya setiap hari juga sering terdengar suara Tokek di rumah. Tetapi, lama-lama suara Tokek itu terdengar serak. Terus disusul suara gemuruh, seperti ada yang menggelundung di atap. Saya terus memandangi ke atas. Tiba-tiba saja, saya melihat bungkusan hitam, besar, mengkilat jatuh dari atap. Saya kaget sekali, sampai tidak sadar, sudah berteriak dan loncat berdiri”.

Bungkusan itu jatuh sangat keras di lantai kamar yang terbuat dari kayu. Belum lagi teriakan histeris Midah yang membahana. Seisi rumah geger, mereka berhamburan keluar kamar dan berlarian menghampiri Midah. Setelah mendapat keterangan dari Midah, mereka sekeluarga melakukan pencarian ke tiap-tiap sudut kamar. Tetapi tidak ditemukan bungkusan hitam itu. Diduga bungkusan dari alam gaib yang berisi harta peninggalan kakek Usin, kini sedang mencari ahli warisnya.**

BISIKAN ROH PEREMPUAN BELANDA

Rahmawati (36), yang memiliki kemampuan melihat dan mendengar suara-suara mahluk halus, mengaku dirinya sama sekali tidak terpikir untuk berburu harta karun. Secara kebetulan, petunjuk tentang harta karun diperolehnya justru ketika ia sedang berziarah di makam tua Kebon Raya Bogor. Bersama suaminya, Martono (36), dan lima orang rekannya, mendatangi makam tua tersebut. Konon, petunjuk gaib mengatakan adanya harta karun tersimpan di dekat makam tua, berupa emas batangan, platinum dan koin emas. Sayang, sedang asyiknya menggali keburu disergap petugas.
Rahmawati bercerita, ketika berumur 15 tahun ia menderita sakit parah. Sebagian tubuhnya lumpuh karena jatuh dari pohon jambu di depan rumahnya di Manado, Sulawesi Utara. “Bahkan saya sempat mati suri,” jelasnya.
Pengalaman mati suri itu, menurut Rahmawati, memberinya kekuatan untuk berkomunikasi dengan mahluk gaib. Sejak itu, Rahmawati sering ziarah ke makam-makam yang dianggap keramat. Diyakini, dengan berziarah Rahmawati akan kuat dan terbebas dari penyakit yang dideritanya.
Pada tahun 2000, ketika baru beberapa bulan tinggal di Jakarta, satu malam saat sedang khusuk berdo`a, ia didatangi roh Nyi Ratu Dewi Mas Roro Kidul. Ia berpesan soal kesehatan Rahmawati yang belakangan semakin memburuk, agar Rahmawati memulai lagi ritual ziarah. Tempat pertama ziarah adalah makam Sunan Gunung Jati di Cirebon.
Tetapi, kemudian lebih dari tiga tahun Rahmawati mendiamkan pesan itu. Akibatnya, kesehatan Rahmawati lambat laun semakin memburuk. Terakhir, dua bulan lalu ia merasa ajalnya semakin dekat. Ditengah malam Rahmawati berdo`a khusuk. Keesokan harinya, “sesuai amanat saya datang ke Cirebon bersama suami,” tuturnya.
“Selesai berdo`a, saya dikasih tahu kuncennya, supaya datang ke tempat pertapaannya Bung Karno di Batu Tulis. Lalu, ke kamar 308 di Hotel Samudra Beach yang dikenal kamar milik Ratu Kidul. Kali ini Rahmawati diberi petunjuk langsung oleh Ratu Kidul.
“Saya disuruh datang ke makam keramat di Kebun Raya Bogor,” kata Rahmawati. Bahkan ia sempat diberi kalung bermata batu putih seperti kristal.
Situs Batu Tulis
Beberapa minggu kemudian, Jumat (16/1), ditemani Martono, Darsono, Agus, suami istri Bambang dan Warsini, serta anak mereka Apriandi, Rahmawati mendatangi makam tua di Kebun Raya.
Sebelumnya, mereka mampir ke Batu Tulis Bogor yang juga pernah dihebohkan menjadi tempat harta karun. Lokasi penggaliannya tepat di bawah tumpukan batu bekas tambatan kuda.
Waktu itu, salah seorang paranormal suruhan Said Agil yang menentukan titik penggaliannya, namun hingga pukul 18.00 WIB, Kamis (15/8) petang, tidak ditemukan apapun. Penggalian itu sendiri banyak ditentang berbagai pihak, diantaranya Pemuda Panca Marga Jawa Barat, Forum Purbakala Bogor Selatan, Suara Daya Mahasiswa Sunda Cabang Bogor, dan Himpunan Warga Peduli Bogor. Akhirnya, penggalian dihentikan dan kasusnya tidak jelas hingga kini. Padahal di lokasi ini dengan jelas tertera papan perlindungan cagar budaya yang dipertegas oleh UU No 5 tahun 1992 dengan ancaman hukuman maksimal lima tahun kurungan.

Roh Perempuan Belanda

“Kami sampai menjelang malam di Kebun Raya. Setelah bertanya dengan satpam, kami diberi petunjuk ke makam Mbah Japra di Kebun Raya yang biasa menjadi tempat ziarah. Sampai disana, saya merasa bukan itu tempatnya. Kami tanya lagi dengan satpam, di mana lagi ada kuburan. Satpam bilang di dekat Taman Meksiko disebelah Barat Kebun Raya ada tiga makam tua,” tutur Rahmawati.
Berbekal petunjuk satpam, mereka menyusuri setiap pelosok Kebun Raya yang gelap gulita.saat itu, jam menunjukkan pukul 20.00 WIB malam.
“Dilihatnya tiga makam tua di bawah pohon besar, saya langsung mendapat firasat, inilah tempatnya,” jelas Rahmawati. Sementara Martono membakar kayu sebagai penerangan.
Ketika tengah sibuk membersihkan dua dari tiga makam itu, kata Rahmawati tiba-tiba ia didatangi roh perempuan Belanda. Ia berkomunikasi dengan Rahmawati dengan bahasa Inggris dan Belanda. Rahmawati tidak begitu paham. Yang ia tahu perempuan itu menunjuk ke arah gundukan tanah di atas dua makam tersebut.
“Dig down, dig down,” seru roh perempuan Belanda kepada Rahmawati. “Saya tanya ke Pak Darsono, dia bilang dig down. Apa artinya? Kata Pak Darsono kita harus menggali gundukan itu,” tutur Rahmawati serius.
Darsono, Agus, Martono dan Bambang dengan sekop dan pacul mulai menggali. Sementara Rahmawati duduk tapakur di dekat makam, khusuk berdo`a. Dalam komunikasinya dengan roh, Rahmawati menyimpulkan di bawah gundukan tanah itu terdapat peti besi yang berisikan batangan emas, koin emas, platinum, sebuah Alkitab dan bubuk uranium.
“Roh itu berpesan kalau nanti peti sudah ketemu, hartanya silahkan diambil. Tetapi ia minta Alkitabnya dikirim ke Belanda,” Jelas Rahmawati.

Peta Harta Karun

Ketika tengah menggali, dari dalam tanah keluar benda sebesar ibu jari, berwarna coklat. Ternyata sebuah dompet kecil. Penasaran, para penggali langsung membuka isinya.
“Ternyata di dalamnya ada kertas kecil warna coklat. Kami buka pelan-pelan kertasnya. Di kertas ada gambar pohon, dua makam, tulisan 1820 dan tands X. Kami langsung pikir ini pasti petunjuk soal harta karun,” ujar Martono.
Bayangan akan harta karun semakin dekat di mata. Tiba-tiba, dari dalam tanah terlontar sebutir batu merah bening. Para penggali langsung heboh mereka berebut meraih batu merah. Namun aneh, batu merah itu kembali masuk ke dalam tanah.
“Saya marahi mereka. Jangan terlalu rakus dan terburu-buru. Lagipula kalau nanti hartanya ditemukan kan bukan buat kita. Tujuan kami ini kan untuk kepentingan negara,” tegas Rahmawati.
Mereka mulai menggali lagi. Beberapa saat kemudian, batu merah kembali loncat keluar tanah. Kali ini batu merah disertai batu putih. “Ini benar-benar pertanda penting,” tegas Rahmawati.
Selang beberapa waktu, dari dalam tanah tercium aroma tidak sedap seperti bau zat kimia. Rahmawati segera meminta para penggali untuk berhenti sejenak. Mungkin, itu bau uranium dari dalam isi peti.
Melihat pertanda akan munculnya peti harta karun, Rahmawati meminta mereka menutupi lubang dengan kain goni. Namun, baru saja lubang ditutupi, datang serombongan orang.
Belakangan diketahui, mereka adalah aparat hukum. Setelah diperiksa di tempat, Rahmawati dan teman-temannya digelandang ke kantor polisi.
Rahmawati protes keras, memohon untuk menunggu hingga pukul 24.00 WIB sesuai petunjuk gaib. “Karena pada jam itu akan keluar petinya,” tegasnya.
Namun, permintaan itu ditolak polisi. Rahmawati dan teman-temannya tetap diangkut ke polresta Bogor. **

Selasa, 20 Juli 2010

DICOLEK JIN KRIBO

Maret 2010 bulan lalu, sekitar pukul 10 pagi, saat bu Rina mencuci pakaian keluarga dibelakang rumah. Tanpa ada perasaan cemas sedikitpun, ketika bu Rina tengah asik menggilas beberapa pakaian dalam suaminya. Sontak saja dia terkejut oleh sentuhan dingin di telinganya. 

Bulu kuduk disekujur tubuh meremang naik. Tanpa pikir panjang bu Rina lari tungang langgang, keluar rumah. Sambil teriak-teriak ketakutan dia terus berlarian. Beberapa pemuda dan pedagang disekitar lingkungan rumahnya, datang menghampiri bu Rina. "Bu,..ada apa..teriak-teriak gitu kaya ngeliat setan aja?". tanya mang Tagor sambil menenangkan bu Rina yang masih tampak pucat. Dengan terbata-bata, "anu,..ada setan kribo di rumah..", jelas bu Rina sambil menunjuk kearah rumahnya.

Beberapa pemuda, Ujang dan Rohmat jalan menuju rumah bu Rina sambil sesekali berhenti. Mereka tampak ragu untuk terus melangkah, sepertinya mereka juga takut. Semakin dekat kearah pintu depan, mereka pun berhenti sejenak tanpa dikomando. Tiba-tiba saja mereka loncat sembari berteriak, dan lari terbirit-birit.


Pa Karim yang sejak tadi diam saja, kini bergegas jalan menghampiri Ujang dan Rohmat yang masih gemetaran. "Ada apa Jang? tanya pa Karim singkat. "Ada si Kribo pa??, giginya gede, nyengirin saya ma Rahmat, jadi saya kabur". 

Dengan langkah mantap pa Karim jalan menuju rumah bu Rina. Dari kejauhan tampak pa Karim komat kamit, seperti sedang bicara dengan seseorang. tak lama kemudian pa Karim berteriak keras dengan nada ancaman. "Pergi kamu". teriak pa Karim sambil tolak pinggang. Lalu, pa Karim melayangkan tinjunya kearah pintu, dengan disertai suara ledakan keras memekakkan telinga.




Dan tak lama berselang, terdengar rintihan menyayat hati. Suara laki-laki sedang memelas minta diampuni. Pa Karim sekali lagi berteriak mengusir seseorang dihadapannya, yang tidak tampak jelas wujudnya. Hanya terlihat sesosok bayangan hitam besar, berambut kribo berjalan gontai menuju lorong samping rumah bu Rina. Kemudian hilang ditelan bumi.**